Kencan dengan brondong Jepang

Ceritanya seorang klien premium saya sedang berencana untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia, untuk itulah dia menugaskan salah seorang stafnya yang masih terhitung brondong untuk tinggal di Jakarta guna mempelajari Indonesia lebih dekat. 

Dan si klien premium itu minta tolong saya untuk sesekali 'momong' si brondong ini. 

Jadilah, hari ini kami janjian untuk kencan-kencan seru di siang hari. 

Kami janjian di starbucks Wisma Metropolitan, Sudirman dan langsung menuju ke Kemang seusai permintaan si brondong. Dan kami memutuskan untuk makan siang di Pizza Marzano. 

Cesar Salad, Margarita Pizza, Melted chocolate cake dan Italian coffee menemai obrolan kami sepanjang siang ini. 

Awalnya saya memandang si brondong ini dengan 'sebelah mata'. Pasti hanya sekedar anak muda Jepang yang doyan senang-senang di negara lain, tanpa punya tujuan lain....

Eh, tapi memang benar ya kata orang tak kenal maka tak sayang... Dan kalo nggak ngobrol-ngobrol kita nggak akan pernah kenal.... Benar nggak ? 

Ya setelah ngobrol-ngobrol lebih dalam, jadilah saya memandang dia dengan sudut pandang yang lain. 

Si brondong, sebut saja namanya T san, memutuskan untuk merubah garis hidupnya setelah peristiwa gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang bulan Maret lalu.

T san ini lulusan Hitotsubashi University yang merupakan universitas ternama di Jepang, lulus kuliah langsung dapat kerja di Deloitte Touche Tohmatsu yang juga merupakan perusahaan besar. Dan memiliki karier yang sangat bersinar di usianya yang masih terbilang muda. 

Walaupun T san tinggalnya di Tokyo tapi ikut merasakan juga kepanikan saat terjadi gempa, dan saat itu yang ada di pikirannya adalah "Hidup cuma sekali, jadi hiduplah sesuai dengan kata hati, jangan sampai ada penyesalan". 

Tepat 3 bulan sesudah gempa tsb, T san memutuskan untuk berhenti kerja, meninggalkan segala kenyamanan di tempat pekerjaannya, dan memulai perjalanan 'Jibun-sagashi' (pencarian jati diri). 

Jalan hiduplah yang menemukan T san dengan klien premium saya di sebuah bar di Bangkok. Dan setelah bicara ini itu, dalam waktu tidak lebih dari 24 jam klien premium saya memutuksan untuk mempekerjakan T san untuk ditempatkan di Jakarta. Dan jenis pekerjaan yang ditawarkan oleh klien premium saya jauh berbeda  dengan pekerjaan T san terdahulu di bidang financial , penghasilan, fasilitas dan kenyamanan yang akan didapat di sini pun akan jauh berbeda dari yang diterimanya dari perusahannya sebelumnya. 

Intinya, dia siap keluar dari comfort zone dengan segala ketidaknyamanan dan resikonya. 

Ya, saya memang selalu terharu dan terkagum-kagum dengan orang yang berani memutuskan untuk keluar dari comfort zonenya dan memulai sesuatu untuk meraih sesuatu yang diimpi-impikannya. 

Obrolan singkat tapi cukup dalam dengan si brondong membuat saya 'melek' untuk tetap berjalan dan gampang putus asa untuk meraih sesuatu yang menjadi impian saya. 

Brondong san, arigatou!

★Ohiya, saya baru tahu kalau ternyata ketika T san berhenti bekerja dia mendapatkan 'shitsugyou hoken' (Jaminan untuk penangguran) yaitu berupa tunjangan hidup selama 5 bulan (selama penangguran tsb mencari pekerjaan berikutnya).

Caranya, cukup pergi ke Hello work (employment service centre )milik pemerintah Jepang) tiap bulannya untuk memberikan laporan kegiatan apa saja yang dilakukan selama masa penanggurannnya ini untuk bisa mendapatkan pekerjaan berikut.