Minggu, 13 November 2011

Kembali mengajar


Setelah beberapa bulan nggak gitu aktif mengajar, bulan ini saya kembali di perkancahan mengajar bahasa Indonesia. Nggak tanggung-tanggung sekali dapat langsung 7 orang murid baru! 

Berawal dari perkenalan saya dengan sebuah perusahaan Jepang yang baru mulai masuk ke Indonesia. 
Berawal dari hubungan sebagai klien-penerjemah, sekarang statusnya berubah menjadi murid-guru. 

Kalau dipikir-pikir, walaupun kadang ada masa-masa vakumnya sudah sekitar 5 tahun saya mengajar bahasa Indonesia ke orang Jepang. Awalnya gara-gara iseng hanya sebagai pengisi waktu luang, eh malah keterusan sampai sekarang. 

Berbeda dari beberapa lulusan sastra Jepang yang memilih mengajar bahasa untuk sekedar pengisi waktu luang atau sekedar penambah pemasukan, saya memang memilih untuk 'berprofesi' sebagai pengajar. 
Ya tentu saja saya juga mendapat pemasukan yang sangat lumayan dari mengajar. 
Rasanya puas saja kalau melihat murid saya yang orang asing (orang Jepang) itu bisa berbahasa Indonesia, ditambah lagi kalau bahasa Indonesia yang dipakai adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar. 
Bangga aja kalau bahasa Indonesia semakin banyak dikenal dan dikuasai oleh orang asing (wah, tapi nanti pekerjaan saya sebagai penerjemah bisa berkurang yak...!) 
Buat saya, jangan hanya kita yang orang Indonesia ini disyaratkan bisa berbahasa asing ketika mau bekerja di perusahaan multinasional,dsb (iya ini emang mutlak perlu). Tapi, saya sebagai orang Indonesia pengennya ya orang-orang asing itu (terutama yang tinggal dan bekerja di sini) juga bisa dan menggunakan bahasa Indonesia selama mereka bekerja dan tinggal di sini (hormatilah bahasa Indonesia, gitu loh!).

Pengalaman 5 tahun saya mengajar cukup unik dan lucu, terhitung sudah lebih dari 20 orang yang saja ajar, 20 orang dengan karakternya masing-masing. 
Sekali pertemuan untuk les privat ini adalah 1,5 jam, dan dalam waktu itu saya bisa menyelami dan mengenal pribadi murid-murid saya itu.
Ada murid  yang niat banget belajar, begitu saya datang langsung siap dengan list pertanyaan, ada yang rajin buat karangan (tanpa saya suruh), ada yang rajin nulis sms/email dalam bahasa Indonesia kepada saya kapanpun dan di manapun, ada yang sukanya ikut ujian. Bahkan ada loh mantan murid saya yang setelah kembali ke Jepang, malah sekarang jadi pengajar bahasa Indonesia di Jepang dan ada juga yang jadi tour guide untuk orang2 Indonesia di sana... Bangga kan ??

Tapi nggak melulu dari semua murid itu yang belajar karena emang niat mau bisa bicara bahasa Indonesia, ada juga yang cuma 'kewajiban' saja atau hanya mau senang-senang dengan saya saja.
Kewajiban dalam artian ya karena diharuskan belajar oleh perusahaan (atau perusahaan suaminya kalo dia statusnya adalah istri), mau senang-senang dengan saya itu artinya ya cuma mau 'main2' atau curhat sama saya saja.

Ada beberapa murid saya yang memang senangnya ngajak (atau memaksa saya untuk ngajak dia) pergi jalan-jalan atau makan-makan dalam waktu 1,5 jam itu. Ada loh yang begitu saya datang ke tempat murid saya, murid saya sudah siap dengan dandanan mau pergi+udah bawa tas, seolah gak mau kehilangan waktu barang sedetikpun untuk langsung berangkat 'main'.
Dan, jadi pengajar privat begini memang harus siap untuk dicurhatin... Temanya : mulai dari masalah supir-pembantu, staf di kantor, anak... Sampai soal hubungan suami-istri... Suami yang nyurhatin istrinya, istri yang nyurhatin suaminya, istri yang curiga suaminya selingkuh ama stafnya di kantor, sampai membesarkan dan menghibur si istri ketika ketahuan emang suaminya selingkuh...

Tapi semuanya menyenagkan sih, apalagi buat saya walau judulnya mengajar bahasa, yang diajar gak melulu soal bahasa Indonesia. Tapi juga soal kehidupan di Indonesia, budaya Indonesia, sampai sharing soal agama dll.Jadi, yang belajar nggak cuma mereka, saya juga jadi banyak belajar.

Kembali ke soal murid baru yang 7 orang....7 orang murid ini sama seperti murid yang lainnya, walaupun mereka berasal dari satu perusahaan, tapi mereka maunya les privat (bukan group-lesson). Jadilah saya harus buka kelas 7 kali dalam seminggu di kantor tsb.Dan yang cukup repot adalah ke7 murid ini semuanya belajar dari awal, jadi saya harus mengulangi penjelasan yang sama sebanyak 7 kali dalam seminggu!
 Sejujurnya saya juga masih belum tahu ke7 orang murid baru saya ini akan bertahan sampai berapa lama, karena saya sendiri juga lumayan sibuk bekerja sebagai penerjemah...
Tapi ya nggak ada salahnya dicoba dulu 'momong' 7 orang Jepang yang baru saja jadi penghuni resmi Jakarta. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar