Selasa, 27 September 2011

Dewi yang kehilangan nama (名前をなくした女神)

Setelah sekian lama, akhirnya ada waktu lagi untuk nonton J-dorama (alias drama Jepang alias sinetron Jepang) sampai tuntas.

Kali ini yang saya tonton adalah drama yang berjudul 名前をなくした女神 atau kalau diterjemahkan artinya "Dewi yang kehilangan nama"(agak kaku ya terjemahannya)

Drama ini berkisah tentang ママ友(mama-tomo) alias pertemanan antar ibu-ibu di sebuah TK.
Yang digambarkan di TK ini, pertemanan antar ibu ini bisa diibaratkan di permukaan berteman, tapi di belakangnya penuh rasa iri, dendam dan persaingan.
Iri kalau ada anak lain yang lebih berprestasi atau keadaan keluarga orang lain lebih dari keluarganya sendiri.
Rasa persaingan terutama disebabkan persaingan untuk masuk SD swasta favorit (biasanya SD yang berafiliasi dari SD-Universitas).
Untuk bisa masuk ke SD swasta favorit ini, anak-anak harus mengikuti ujian masuk yang ketat dan selektif. Kebanyakan dari mereka harus ikut bimbingan belajar (perasaan saya ikut bimbel pertama kali waktu mau ujian SMP). Di bimbel, sepertinya tidak hanya diajarkan latihan soal ujian, tapi juga bermain dan melatih teamwork , bahkan ada saatnya para ayah dipanggil ke bimbel ini untuk diberi penjelasan mengenai seluk beluk ujian masuk. Karena, kata si ibu kepala sekolah di bimbingan belajar ini keberhasilan untuk seorang anak bisa lulus ujian adalah ditentukan dari kerjasama antara ayah-ibu-anak.

Dalam pergaulan sesama orang tua murid di TK, antar sesama ibu mereka tidak memanggil satu sama lain dengan nama asli mereka, tetapi mereka saling memanggil dengan nama anaknya. Contohnya : Kentakun-mama (mamanya Kenta), Ayaka-chan mama (mamanya Ayaka,dst). Jadi ada beberapa dari mama ini yang merasa menjadi seperti mama (dewi) yang kehilangan nama (identitas), dikenal hanya sebagai 'mamanya seseorang'.

Sepanjang drama ini kita disuguhkan aneka cerita bagaimana para ibu ini berbuat jahat/menyakiti satu sama lain akibat dari rasa iri dan persaingan tadi. Sampai menurut saya sendiri agak lebay sih, apa ya benar ada pergaulan/pertemanan antar ibu-ibu seajaib ini. Apa benar pertemanan ibu-ibu di Tk benar-benar 'semunafik' ini... Ya namanya juga drama ya, tentunya ceritanya dibuat-buat (hehe)

Dengan segala kejanggalan dan keanhannya, sebenarnya tujuan utama saya nonton J-dorama adalah untuk memperlancar bahasa Jepang saya.
Dari drama ini lumayan banyak istilah-istilah baru yang saya tahu, contohnya : 'mama-tomo' tadi. (kemana aja,Vit ??)

Satu lagi ada perkataan dari tokoh utamanya Yuko yang agak bikin saya #jleb , yaitu adalah :
’人の不幸になる事を考えるよりは、自分の幸せになる方法を考えたほがいい’ (hitou no fukou wo kangaeruyoriwa jibun no shiawase wo kangaeta hougaii)
Yang kurang lebih artinya, daripada memikirkan gimana membuat orang lain susah atau sengsara, lebih baik memikirkan cara kita untuk bisa bahagia.
Terkadang manusia kalau sedang diliputi rasa kesal, iri dan dendam terhadap orang lain, berusaha untuk melampiaskan rasa itu dengan membuat atau berharap orang lain jadi tidak bahagia/susah/sengsara. Terkadang kalau kita sedang 'susah' ada kalanya kita menyalahkan orang lain atas kesusahan yang menimpa kita, dan tidak sadar berharap orang lain juga mendapat kesusahan seperti apa yang kita rasakan.

Berharap orang lain untuk merasakan kesusakan, berharap orang lain untuk susah...
Kayaknya justru buang-buang waktu ya... Dan sama sekali tidak membawa nilai plus dalam kehidupan kita, malah justru membuat kita makin diliputi aura negatif.
Daripada memikirkan itu, yang pertama adalah kita berpikir gimana caranya membuat diri kita bahagia, bahagia yang sebahagia-bahagianya... Bahagia yang murni dari dalam hati.
Kalau kitanya sudah bahagia, tentu saja kita jadi terpacu untuk membuat bahagia orang lain, bukankah begitu ??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar