Rabu, 22 Februari 2012

Belajar dari ilmu padi

Rejeki maupun kepuasan kerja tidak harus selalu berbentuk uang
Begitulah orang tua saya mendidik saya. 
Dan memang begitulah yang saya rasakan. Tentunya, bisa dapat uang sendiri adalah motivasi terbesar saya untuk  bekerja, tapi yang saya rasakan melalui pekerjaan saya sebagai penerjemah Jepang-Indonesia, Tuhan memberikan rejeki dalam berbagai bentuk.
Salah satunya adalah bertambahnya jejaring dan kesempatan untuk dapat ilmu dari orang-orang yang hebat. 

Dari pekerjaan saya ini,ada kalanya saya bertugas mendampingi orang hebat dari satu perusahaan, 'otaknya' suatu produk, atau bahkan orang terkenal. Dan bagi saya semua orang ini adalah 'orang hebat' 'orang sukses' atau apapun itu sebutannya. 
Intinya, orang yang kaya pengalaman, yang sudah malang melintang dalam kehidupannya (baik karir maupun kehidupan pribadi), orang yang berhasil bangkit dari segala rintangan dan kesulitan. 
Cerita sukses orang-orang hebat tersebut boleh berbeda, masing-masing punya kisah untuk menempuh sukses. Tapi, satu kesamaan yang yang saya pelajari dari mereka, orang yang menurut saya hebat-hebat itu pasti orang-orang yang sangat rendah hati.
Tidak sombong, nggak petantang-petenteng, mau share pengalaman (pembelajaran) dan penuh rasa syukur!
Karakter di atas ini menurut saya ciri-ciri karakter orang yang hebat+rendah hati plus plus!

Seperti ketika kemarin saya bertemu dengan seorang penerjemah yang sudah sangat senior dan profesional. 
Awalnya kaget dan sedikit deg-degan ketika pagi itu dikasih tau akan tandem dengan penerjemah yang sudah sangat sering saya dengar namanya.
Tapi rasa deg-degan itu nggak berlangsung lama, karena pembawaan si mbak yang ceria dan lucu ini cepat menghangatkan dan mengakrabkan suasana. Nggak ada kesan senioritas atau 'sok tua' dan 'penuh petuah', justru sebaliknya sikap cerianya membuat saya benar-benar nyaman.Dan rasa nyaman buat saya penting banget, karena dengan rasa nyaman ini saya bisa bekerja dengan maksimal.
4 hari kerja bersama si mbak, saya banyak belajar dari dia. Ditambah di hari terakhir, si mbak memberikan masukan masukan buat saya penerjemah yang masih cupu plus jam terbangnya masih sangat sedikit.
Dalam 4 hari sedikit banyak saya curi-curi ilmu dari dia, mulai dari teknik menerjemahkan (walaupun bahasanya beda), sikap dan perilaku terhadap klien serta yang terutama saya belajar kerendahan hati dari si mbak...
Memang benar kata pepatah : Seperti padi, makin berisi makin merunduk
Saya mau mau jadi seperti dia! Mau jadi orang+pekerja (penerjemah) yang tidak diragukan secara kualitas, yang profesional tapi yang paling penting, semua itu dibungkus dalam kemasan RENDAH HATI! 

Terima kasih ya mbak untuk 4 hari yang penuh berarti sekali buat saya
Ngomong-ngomong, dalam bahasa Jepang juga ada loh pepatah yang artinya sama dengan seperti padi, makin berisi makin merunduk, yaitu :
実るほど頭を垂れる稲穂かな (Minoru hodo koube wo tareru inaho kana)

3 komentar:

  1. Dear Vita san,

    Wah, ternyata ada bahasa Jepangnya ya Vit :) Dan makasih udah sharing pengalamannya sebagai 日本語の通訳者 ya :)
    ところで, nanya dunk Vita san. Gmn ya cara belajar bikin tulisan dengan bahasa Jepang seperti yang Vita buat di blog bahasa Jepang Vita? Walaupun aku juga kerja sebagai tsuuyakusha dan honyakusha juga, kalau udah bikin laporan dalam bahasa Jepang, pasti masih kaku bentuknya. Dan belum bisa bikin nikki dengan bahasa Jepang seperti yang Vita tulis di blog itu. 教えてくれて、お願いします :)

    BalasHapus
  2. Buat blog bahasa Jepang itu sebenernya tujuan utamanya untuk latihan bahasa Jepang... Sebenernya sama aja sih seperti kita nulis blog dlm bahasa Indonesia..Tinggal tulis aja.. hehehe! Awalnya dari yang paling gampang (kayak yang aku buat itu)...Terus mungkin sering2 liat blog-nya orang Jepang kali ya...

    BalasHapus
  3. Thank you advicenya ya, Vita san :-)Udah pernah baca juga sih blog orang Jepang (Aktor Jepang lebih tepatnya :D), tapi karena kadang-kadang ada kanji yang gak ngerti dan harus buka-buka kamus, jadi malas kadang-kadang :)

    BalasHapus